MBAH DALEM AGUNG & ASAL USUL TEMBOK LUWUNG- Tegal




ASAL USUL DESA TEMBOK LUWUNG DARI SISI YANG LAIN

Didaerah kabupaten tegal, tepatnya dikecamatan adiwerna ada desa yang bernama Tembok Luwung. Ada cerita dibalik asal usul dari desa tersebut, dan siapakah Mbah Dalem Agung? Jika kita ziarah ke makam Kyai Djinten maka kita akan melihat makam Mbah Dalem Agung. Hingga kini jati diri Mbah Dalem Agung masih misterius. Sejarah memang tidak jarang disuguhkan dengan hal – hal misterius.

Berdasarkan penelusuran lapangan saya, setidaknya ada tiga versi mengenai jati diri beliu, diantaranya adalah :


  1. Mbah Dalem Agung masih satu orang dengan Kyai Djinten. Hal ini diperkuat dari sumber – sumber yang dikumpulkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tegal. 
  2. Bahwa Mbah Dalem Agung dan Kyai Djinten merupakan dua orang yang berbeda. Kyai Djinten adalah seorang ulama dari Pangkah, isteri Nyai Djinten sekaligus merupakan guru Pangeran Benawa (Ki Gede Balamoa). Sedangkan Mbah Dalem Agung sendiri merupakan guru dari Kyai Djinten (setelah Sunan Gunung Jati?). Dinamakan Mbah Dalem Agung karena di komplek makam tersebut ada satu makam yang di dalamnya ada orang atau wali agung (agung = besar). Nama lain dari beliau juga Mbah Dagan (undagan) yang artinya makam paling tinggi. Bisa juga secara maknawi diartikan sebagai makamnya orang yang berilmu tinggi (undagan/tundagan = bertingkat tinggi). Hal ini diperkuat dengan pengakuan oleh juru kunci makam Mbah Dalem Agung yang menyatakan bahwa makam yang berpendopo (berundag) tersebut sejatinya merupakan makam Mbah Dalem Agung. Sedangkan makam Kyai Djinten berada di bawah pohon jati, tepatnya berada sekitar 3 meter arah tenggara dari makam Mbah Dalem Agung. 
  3. Mbah Dalem Agung adalah nama yang digunakan untuk menyebut kumpulan makam yang berada di pendopo berundag. Diceritakan bahwa sebenarnya di pendopo yang berundag ini ada 27 (dua puluh tujuh) makam. Namun sekarang tinggal 3 (tiga) makam saja. Sedangkan sisanya (24 makam) sudah tertutup oleh keramik pendopo. Adapun tiga makam tersebut adalah Mbah Dalem Agung, isterinya dan anaknya. Lalu, untuk dua puluh empat makam yang tertutup diduga merupakan makam para kerabat dan pengikut (murid – muridnya). 


Menurut penuturan juru kunci dan warga sekitar bahwa Mbah Dalem Agung merupakan wali agung yang sangat sakti. Hal ini dibuktikan dengan bergurunya Kyai Djinten kepada beliau.

Sebuah riwayat mengatakan bahwa Kanjeng Sunan Kalijaga pernah menyuruh Pangeran Benawa yang saat itu menjadi mubaligh di daerah Pemalang untuk berguru kepada Kyai Djinten.

Ini menandakan bahwa Kyai Djinten adalah tokoh ulama di Tegal yang sangat sakti atau mumpuni dalam agama Islam. Jika Kyai Djinten adalah tokoh yang sakti, itu artinya Mbah Dalem Agung lebih sakti lagi, atau minimal sama saktinya dengan Kyai Djinten.

Adapun asal – usul Mbah Dalem Agung hingga kini masih misteri. Nama asli beliau juga belum bisa dipastikan, beliau sezaman dengan Syekh Datuk Kafi.

Adapun untuk sebutan ‘Dalem Agung’ jika dilihat dari toponiminya maka beliau berasal dari Cirebon. Hal ini diperkuat dengan adanya sebuah tempat (bangunan) di wilayah Cirebon yang bernama ‘Dalem Agung Pakungwati’.

Boleh jadi beliau merupakan ulama yang dipercaya sebagai penasehat dari Dalem Agung Pakungwati. Bukti – bukti lain yang bisa memperkuat dugaan ini adalah dengan ditemukannya pecahan piring porselin dan lubang – lubang pada tembok keliling makam dengan diameter mirip ukuran piring.

Menurut salah satu warga, piring – piring ini memang dulunya menempel pada tembok keliling makam. Jika kita melihat tembok keliling makam Mbah Dalem Agung maka ada kemiripan dengan keraton Kasepuhan Cirebon, yaitu dengan adanya piring porselin yang menempel menghiasi dinding atau tembok bangunan.

Kemungkinan piring porselin yang ditemukan di makam Mbah Dalem Agung berasal dari Cina (Tiongkok). Piring – piring ini kemudian dibawa ke Cirebon digunakan untuk banyak keperluan diantaranya sebagai penghias dinding tembok keraton.

Oleh Mbah Dalem Agung sendiri kemudian piring – piring ini juga dibawa ke Tembok Luwung. Hingga pada akhirnya digunakan sebagai hiasan dinding padepokan.

Ada dugaan bahwa ketika beliau dan rombongannya sampai di wilayah ini, beliau mendirikan padepokan sebagai sarana menyebarkan agama Islam dan belajar ilmu olah kanuragan. Padepokan ini yang menjadi cikal bakal berdirinya Desa Tembok Luwung.

Tembok Luwung berasal dari kata ‘Tembok’ yang merujuk pada bangunan atau tembok padepokan. Sedangkan ‘Luwung’ merujuk pada alas (hutan). Dengan demikian Tembok Luwung dapat diartikan pula sebagai tempat atau bangunan yang berada di tengah hutan (alas).

Setidaknya di dalam buku Asal – Usul Desa dan Kelurahan di Kabupaten Tegal sudah ada tiga pendapat mengenai asal – usul Desa Tembok Luwung, namun setidaknya pendapat yang satu inipun setidaknya masuk akal dan dapat diterima.

Padepokan inilah yang sekarang berubah menjadi makam Mbah Dalem Agung. Selain pecahan piring porselin juga ditemukan semacam pecahan tutup sesaji yang terbuat dari batu. Dengan demikian bisa diketahui bahwa Mbah Dalem Agung adalah ulama yang hidup abad ke – 15 atau
Sekitar tahun 1420 - 1460.



Sumber :

  1. Buku Menyusuri Jejak – Jejak Tegal
  2. Juru Kunci Makam Bapak Yatno
  3. Disparbud Kab. Tegal

0 Response to "MBAH DALEM AGUNG & ASAL USUL TEMBOK LUWUNG- Tegal"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel